Tak Berkategori

Kapan Kita Bersua

.

Belum lama, kekecewaan menggelayut begitu saja. Entah tiba-tiba atau memang sudah berlarut, satu demi satu teman seperti hilang, tak menyapa, atau lupa. Kemudian, diri sibuk mencerca… bertanya, menyesali, kenapa mempunyai sikap begitu dan begini. Hei, koreksi memang boleh saja, tapi bukan salah mereka kalau mereka lupa, hilang, dan tak ingin dekat lagi kan? Bukan salah mereka juga berjanji untuk sekadar duduk di sini bersama, tapi tentu bukan salah mereka juga, ketika yah ketika semua seperti menjauh, 

Setahun sudah… ada di rumah ini, hanya hitungan jari mereka yang datang menyapa, berkunjung… Ada banyak yang berjanji, bahkan ingin sibuk membawa ini-itu, sampai semuanya tertelan masa… dan janji pun hilang. Lalu, saya berpikir, siapa saya mengharap mereka. Mereka punya kesibukan lain, hehe. Dan seberapa banyak juga saya berjanji untuk bertandang kepada mereka atau salah satu di antara mereka. Yang jelas, pelajaran yang saya ambil adalah… jangan pernak kau berjanji, ketika kau tak sanggup menepati. Sejauhnya jarak, kalau niat dan mau, pasti akan tertunai. Dan itu semua ada karena kedekatan hati. 

Bukan soal harus bersua, ini cuma tentang janji, janji tak pasti.

Betapa banyak saya punya teman yang jarang bersua, tapi hati terikat cinta. 

Jangan hanya label dalam berteman.. akhirnya cuma keterpaksaan semata. 

 

Ah, sudahlah 🙂

 

Tapi masih saya ingat ketika saya mendapat teguran dari seorang teman ketika saya berjanji menengok anaknya bersama teman-teman lain. Dia kesal ketika sudah dibela-belain dibelikan suguhan oleh sang istri yang masih sakit pasca operasi, dan seenaknya kami saat itu tidak jadi datang. Terempas saya saat itu. Ah, maaf, mungkin itulah kami yang lalai dan mudah melupakan janji.

Sampai kemudian, saya pun datang ke rumah itu dan melihat bayi lucu yang tentunya kini sudah besar. Disguhi nasi goreng yang mengenyangkan. Bukan masalah tertunaikan, saya yang saat itu merasa sok sibuk, hehe, lega akhirnya bisa bersua keluarga kecil itu 🙂

Kini, mungkin saya pun menyadari ternyata begini ya dijanjikan, hehe. Mungkin dia pun tak hanya 1, tapi 2, 3, atau banyak,

Tak ada guna menyalahkan. Mereka atau rumah kita yang dianggap di ujung sana, hehe. Lagi-lagi kalau niat mah 😛

Lagian nggak usah janji mau datang, hehe… kalau mengecewakan.

 

Toh berteman tanpa bersua saja ternyata bisa.

Kapan kita bersua?

Insya Allah, nanti, tanpa kuharus berjanji.   

Tinggalkan komentar