hikmah · kehidupan

PEDAGANG

Ketika berjalan menyusuri kompleks sambil menenteng tas kresek hitam besar, aku berpapasan dengan banyak orang. Ada seorang bapak penjual minyak, ia menggunakan sepeda yang bergerobak. Ada penjual bak plastik. Ia terus berteriak sambil memukul-mukulkan baknya, menberi isyarat kekuatan bak itu. Yah, memang kuat. Aku punya beberapa di rumah yang masih awet.

Naik angkot. Motor yang biasa ada di rumah, dipakai abangku. Pengen naik sepeda, hmm, belum biasa juga kalau harus menempuh lebih dari 2 kilo perjalanan. Belum lagi kalau bawaannya banyak, hehe, naruhnya piye? πŸ˜€

Sesampai di toko kakak, aku menukar barang rijek dan mengambil beberapa barang yang salah satunya pesanan salah satu pengajar di tempat kursus πŸ˜€ Hehe, efek jadi sponsor di acara rihlah beberapa waktu lalu menuai hasil, halah. Paling tidak, di kampus sudah banyak yang tahu kalau aku pedagang boneka, hehe. Makin semangat berangkat, deh #eaaa

Aku pulang naik angkot sambil membawa 1 plastik besar isi boneka dan bantal. Kadang masih terpikir, akan diangkut atau tidak sama sopir angkot, ya πŸ˜€ Nggak terpikir naik ojek, karena akan menambah biaya πŸ˜€

Alhamdulillah, diangkut.
Sebenarnya, semasa kuliah D3 dulu, aku juga udah sering bawa dagangan ke kampus. Satu tas berbahan karung warna putih yang cukup besar hampir selalu menemaniku. Perjalanan nggak tanggung-tanggung, hehe. Kadang naik kereta ekonomi, kadang naik bus patas. Sambung menyambung angkot dan atau dilanjutkan dengan bus kuning. Tak jarang, aku sudah menyiapkan ongkos dobel kalau-kalau bawaanku itu mengurangi jumlah penumpang yang diangkut. Aku lebih memilih mojok atau duduk di depan. Alhamdulillah, seingatku, selama itu cukup bayar 1 karena mungkin badanku yang kurus memberi keseimbangan dengan bawaanku yg besar, hehe #apahubungannya coba

Lucunya, ketika membawa boneka, ada aja yang menyapa. Dari mulai yang iseng, atau yang beneran niat beli, lho. Yah, di dalam angkot itu, ada seorang ibu yang membeli bear ukuran kecil. Pernah juga ketika aku jalan menyeberangi rel kereta di stasiun UI, ada juga yang beli boneka.

Sikap sopir angkot juga biasa aja, malah mencoba mengajak ngobrol, memberi space buat aku menaruh boneka-boneka itu ketika aku duduk di depan. Yah, setahuku memang masih banyak pedagang yang menggunakan sarana transportasi angkot, jadi hal itu biasa saja. Dibandingkan mereka, bawaanku belum seberapa.

Eh, tadi pas naik angkot, cowok yang duduk di depanku membantu meletakkan plastik besar itu di pojokan, tepat di hadapan dia. Dia juga nggak merasa risih, kelihatannya πŸ˜€ Hei dia memegangi plastik bonekaku. Apa dia mau beli, ya? #eaaa Aku diam saja. Toh dia nggak nanya, lagian kan ceritanya godhul bashar #eaaa

Sampai di rumah, di toko πŸ˜€
Yuk mari mampir,

Belum sempat bikin promo, nih, insya Allah akhir tahun, ya via FB-nya Khansa Toys πŸ˜‰

*foto toko
Nah di depannya itu plastik isi boneka dan bantal yang aku bawa πŸ˜‰

Satu tanggapan untuk “PEDAGANG

  1. Saya pengusaha boneka rumahan, jika berminat dengan produk kami, dapat menghubungi 085798221333 atau add pin 27a93e28, kami membuat boneka berbagai model dan ukuran serta pesanan boneka untuk sovenir dll, workshop : jln industri kapal dalam no 14 rt 7 rw 11 kelapa dua cimanggis depok,

Tinggalkan Balasan ke banyu toys Batalkan balasan